Archive for July 21st, 2009

BAB IX – Buku Pertama Tetralogi Jalan Salib: OLAH RASA

Bab  IX /  Olah Rasa: Sharing & Konsolidasi

SHARING FMO

Tatatertib pertemuan informal FMO (Forum Musyawarah Oikoumene)

Sharing para insan terpilih

.

9.1  Prinsip-prinsip Inti Olah Rasa alias Sharing:

  • Siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab (1 Ptr 3:15b).
  • Haruslah dengan lemah lembut dan hormat (1 Ptr 3:15b).
  • Dengan hati nurani yang murni (1 Ptr 3:16).
  • Kasihilah seorang akan yang lain (1 Ptr 4:8).
  • Berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah (1 Ptr 4:11).
  • Allah tidak menghendaki kekacauan (1 Kor 14:33).
  • Semuanya itu harus untuk membangun (1 Kor 14:26).

Referensi

1 Petrus 3:15-16.

[15b] Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,

[16] dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.

1 Petrus 4:8, 11.

[8] Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.

[11] Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah.

1 Korintus 14:26.

[26] Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.

1 Korintus 14:33.

[33] Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.

  • Dalam sharing, katakanlah yang ya adalah ya, dan yang tidak adalah tidak, sebab diluar itu berasal dari si jahat. Jauhkan segala rasa iri, rasa bersaing dan rasa sombong, karena hal-hal seperti itulah sumber kekacauan. (lih Yak 3:16).

Yakobus 3:16.

[16] Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.

.

9.1.1  Prinsip Inti Sharing # 1

  • Siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab !
  • Pertanyaan dan jawaban (Question & Answer) yang terjadi dalam Sharing, adalah wujud pertanggungjawaban kita pada masing-masingnya, terhadap makna sorgawi dari pada setiap kata yang keluar dari mulut kita.
  • Maka jangan keluarkan kata-kata yang sia-sia, sebab bahkan itupun harus kita pertanggung-jawabkan (Mat 12:36).
  • Contoh: seorang mengucapkan hal-hal yang baik, padahal dia sendiri jahat (Mat 12:34; lih juga Yak 1:26).

Referensi

Matius 12:34, 36.

[34] Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.

[36] Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.

Yakobus 1:26.

[26] Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.

  • Mengekang’ artinya jangan bicara diluar kebenaran (Mat 5:37a), yakni firman Allah (Yoh 17:17b).

Matius 5:37.

[37a] Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak.

[37b] Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Yohanes 17:17.

[17b] firman-Mu adalah kebenaran.

.

9.1.2  Prinsip Inti Sharing # 2

  • Haruslah dengan lemah lembut dan hormat !

Referensi

Amsal 13:18.

[18] Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati.

Matius 5:5.

[5] Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.

Roma 13:7. (lih juga 1 Ptr 2:17).

[7b] Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.

Roma 14:18.

[18] Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.

Galatia 6:1-2.

[1] Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.

[2] Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.

Efesus 4:2.

[2a] Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar.

[2b] Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

Titus 3:2.

[2] Janganlah mereka menfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.

.

9.1.3  Prinsip Inti Sharing # 3

  • Dengan hati nurani yang murni ! (lih Yak 3:17).

Referensi

Kisah Para Rasul 24:16.

[16] Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.

1 Timotius 1:5.

[5] Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.

Yakobus 3:17.

[17] Tetapi hikmat yang dari atas pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak mu-nafik.

.

9.1.4  Prinsip Inti Sharing # 4

  • Kasihilah seorang akan yang lain, dengan kasih yang berasal dari Allah (Yoh 13:34).
  • Kasih Allah itu, tanpa syarat (1 Kor 13:7).
  • Kasih insani itu, pasti dengan syarat, baik dalam hati, pikir, atau aksi (1 Kor 13:1-3).

Referensi

Yohanes 13:34-35.

[34a] Aku memberi perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi;

[34b] sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.

[35] Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.

1 Korintus 13:1-3.

[1] Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

[2] Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

[3] Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

1 Korintus 13:7-8.

[7] Ia (kasih Allah) menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

[8a] Kasih tidak berkesudahan;

Kesimpulan:

  • Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih! (2 Kor 16:14).

  • Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. (Ef 4:2b).

  • Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. (Kol 3:14).

  • Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagamana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang. (Kol 4:6).

.

9.1.5  Prinsip Inti Sharing # 5

  • Berbicaralah sebagai orang yang menyampaikan firman Allah (bukan debat kusir).

Referensi

Efesus 6:7.

[7] dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia.

Kolose 3:23. (lih Ef 6:7).

[23] Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

1 Petrus 4:11.

[11a] Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;

2 Petrus 1:20-21.

[20] Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, (lih juga Rm 10:2-3).

[21] sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

  • Dorongan Roh Kudus, artinya diajar sampai mengerti oleh Roh Kudus dan tiap-tiap pikiran, perkataan dan langkah kita dipimpin oleh Roh Kudus.

.

9.1.6  Prinsip Inti Sharing # 6

  • Allah tidak menghendaki kekacauan !

1 Korintus 14:33. (lih Yak 3:16).

[33] Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.

Referensi

Yakobus 3:14-16, 17.

[14] Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!

[15] Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.

[16] Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.

[17] Tetapi hikmat yang dari atas pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak mu-nafik.

.

9.1.7  Prinsip Inti Sharing # 7

  • Semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun. (1 Kor 14:26).

Referensi

1 Korintus 14:26-28, 30.

[26] Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.

  • Artinya: supaya kamu semua dapat belajar dan beroleh pengertian dan kekuatan.

[27] Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya.

[28] Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.

[30] Tetapi jika seorang lain yang duduk di situ mendapat penyataan, maka yang pertama itu harus berdiam diri.

.

9.2  Materi Sharing

Manakah perbuatan iman

dan

manakah perbuatan insan

.

9.2.1  Substansi Sharing

  • Apa dan bagaimana pengalaman yang didapat dalam setiap perbuatan kita sehari-hari, dengan fokus:
  • Apakah hal ini dan itu perbuatan iman  (k-roh), atau
  • Apakah hal itu dan ini perbuatan insan (k-daging)

Referensi

Matius 5:37.

[37a] Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak.

[37b] Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. (lih Rm 14:23b).

Roma 14:23.

[23b] Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.

Efesus 5:17.

[17] Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

Yakobus 2:22.

[22] Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

  • Kesimpulan: kita harus bisa mengerti dan melakukan pemilahan manakah perbuatan-perbuatan iman, sesuai kehendak Tuhan itu. Disinilah betapa pentingnya sharing itu!

.

9.3  Tolok Ukur

Sikap diri pribadi

orang-orang terpilih

Lima buah tolok ukur

Sikap diri pada tiap-tiap perbuatan kita sehari-hari, adalah:

  • Pasrahlah
  • Bersyukurlah
  • Bersabarlah
  • Setia dan taatlah
  • Berjibakulah

.

9.3.1  Sikap diri yang benar # 1

PASRAH

  • Pasrahlah seperti Yesus, ketika Ia menetapkan sikap-Nya, dan berkata:
  • Ya Bapa-Ku, bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi. (Luk 22:42).

Referensi

Yesaya 53:7-8.

[7] Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

[8] Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.

Kisah Para Rasul 8:32, 34. (lih Yes 53:7-8).

[32] Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang mengunting bulu-nya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya.

[34] Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceritakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi.

  • Kesimpulan: Yesus pasrah agar kehendak dan rancangan Bapa tidak dihalangi!

.

9.3.2  Sikap diri yang benar # 2

SYUKUR

  • Bersyukurlah senantiasa dalam kepasrahan terhadap setiap hal yang menyenangkan ketika melakukan setiap perintah firman Allah!

Referensi

2 Korintus 2:14. (lih 2 Kor 9:15).

[14] Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya.

2 Korintus 9:15.

[15] Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu.

Kolose 2:7.

[7] Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

  • Kesimpulan: Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tes 5:18).

.

9.3.3  Sikap diri yang benar # 3

SABAR

  • Bersabarlah dalam kepasrahan terhadap setiap hal yang mendatangkan penderitaan, karena melakukan setiap perintah firman Allah!

Referensi

Roma 12:12.

[12] Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.

1 Korintus 13:4, 7.

[4a] Kasih itu sabar;

[7d] Kasih itu sabar menanggung segala sesuatu.

2 Korintus 6:4-5.

[4] Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran,

[5] dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa.

2 Korintus 11:19-20.

[19] Sebab kamu suka sabar terhadap orang bodoh, karena kamu begitu bijaksana:

[20] karena kamu sabar, jika orang memperhambakan kamu, jika orang menghisap kamu, jika orang menguasai kamu, jika orang berlaku angkuh terhadap kamu, jika orang menampar kamu.

Kolose 3:13.

[13a] Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain,.

1 Tesalonika 5:14.

[14] Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang.

.

9.3.4  Sikap diri yang benar # 4

SETIA & TAAT

  • Setia dan taatlah dalam kepasrahan sampai pada akhirnya, tanpa syarat apapun, ketika melakukan setiap perintah firman Allah!

Referensi

Lukas 16:10.

[10a] Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.

[10b] Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.

Kisah Para Rasul 5:29.

[29] Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.

Wahyu 2:10.

[10c] Hendaklah engkau setia sampai mati, maka Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Wahyu 17:14.

[14c] Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.

.

9.3.5  Sikap diri yang benar # 5

JIBAKU

  • Berjibakulah dalam kepasrahan ketika melakukan setiap perintah firman Allah!
  • Artinya tidak pernah menyerah, bahkan songsonglah gelombangnya
  • Sekalipun ada ancaman kematian
  • Karena janji Allah dijamin pasti sukses oleh Roh Kudus

Referensi

Matius 16:18.

[18] Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

Yohanes 15:13.

[13] Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawa-nya untuk sahabat-sahabatnya.

  • Kesimpulan: ‘Batu karang’ adalah kiasan dan lambang keteguhan iman yang tak tergoyahkan dari seorang yang berjibaku, bahkan rela memberikan nyawanya untuk membuktikan kasihnya kepada Allah.

.

9.4  Teladan

Menjadikan diri kita teladan

bagi orang percaya

Jadilah Teladan

Jadikanlah dirimu sebagai teladan, bagi orang-orang percaya, di dalam hal:

  • Kepasrahan
  • Bersyukur
  • Bersabar
  • Setia dan taat
  • Berjibaku

Referensi

1 Timotius 4:12.

[12] Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

  • Artinya: lima unsur sikap beriman itu harus terpancar dari dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
  • Dengan kata lain dalam keteladananmu itu, orang dapat merasakan kuatnya unsur-unsur: pasrah, syukur, sabar, setia & taat, jibaku!

.

9.5  Senjata Rahasia

Untuk mematikan K-Daging

dan menghidupkan K-Roh

Senjata Pamungkas

Tumbak bermata lima, adalah ‘senjata rahasia’ yang sangat ampuh melawan si Iblis, (mematikan k-daging & dunia) yakni:

  • Kepasrahan
  • Bersyukur
  • Bersabar
  • Setia dan taat
  • Berjibaku

Referensi

  • Senjata rahasia tumbak bermata lima itu, memiliki berat yang tidak mungkin dipikul oleh para insan terpanggil. (Kata Yesus: Sekarang kamu belum dapat menanggungnya, Yoh 16:12).
  • Melainkan hanya oleh para insan terpilih!

Yohanes 16:12.

[12] Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.

.

9.6  Perbuatan Iman

Pikir dan kata dan aksi

Perbuatan-perbuatan Iman

Tiap-tiap perbuatan iman haruslah berisi lima buah unsur sikap beriman, yaitu:

  • Kepasrahan
  • Bersyukur
  • Bersabar
  • Setia dan taat
  • Berjibaku

Contoh kasus

Perjamuan Kudus

Perjamuan Kudus (Luk 22:19-20).

Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu.

  • Tubuh-Ku’ adalah representasi dari pokok-pokok kehidupan Yesus, yaitu kasus kelahiran-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya. Inilah jejak perjalanan tubuh Yesus yang membentuk Jalan Salib.

Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.

  • ‘Perjanjian baru oleh darah-Ku’, artinya diri Yesus adalah tabir yang terkuak oleh darah-Nya, sehingga terbuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita (Ibr 10:20), yang disebut perjanjian baru (Ibr 9:15).

Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.

  • Perbuatlah ini’, artinya lakukanlah atas tubuhmu hal yang sama seperti yang Yesus perbuat atas tubuh-Nya sendiri. (1 Ptr 2:21).

  • ‘Menjadi peringatan akan Aku’, artinya ketika kita melakukan perjamuan kudus, maka ada peringatan Yesus bagi kita, yakni apakah kita sudah atau malah belum menyerahkan tubuh dosa kita dengan cara berjalan di Jalan Salib alias Jalan Keselamatan yang telah dibangun oleh Yesus sendiri bagi kita guna menghadap hadirat Bapa di sorga (Yoh 14:6b).

Inilah perbedaannya, dengan dasar perintah firman Allah pada Yak 1:22; 2:17; 2:22:

  • Iman tanpa perbuatan: Setiap kali mengikuti perjamuan kudus, kita hanya sampai pada sebatas memperingati secara seremonial saja peristiwa kematian Yesus; keadaan begitu namanya ‘berhenti di tengah jalan’ (Yak 2:17). Inilah kehendak Iblis!

  • Iman dengan perbuatan: Setiap kali mengikuti perjamuan kudus, kita pakai untuk review & evaluasi sudah sampai di manakah aktivitas perbuatan iman kita di sepanjang Jalan Salib itu. Apakah tubuh dosa alias manusia lama kita sudah mati, (Ef 4:22) dan kita telah mengenakan manusia baru? Ef 4:24. Inilah kehendak Roh!

Referensi

Yohanes 14:6.

[6a] Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.

[6b] Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

2 Korintus 3:6. (lih Ibr 9:15).

[6] Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan tetapi Roh menghidupkan.

Efesus 4:22, 24. (lih Ibr 9:15).

[22] yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupanmu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,

[24] dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Ibrani 9:15.

[15a] Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan,

[15b] sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.

  • Cara bacanya bagi kita sendiri: Manusia lamaku telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama (hukum yang tertulis); supaya manusia baruku dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sesuai dengan perjanjian yang baru dan yang hidup itu (hukum yang ditulis oleh Roh dalam hati insan).

  • Itulah arti dari pada firman Allah, yang disampaikan oleh Roh: Hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan (2 Kor 3:6).

  • Jadi perjamuan kudus, adalah momentum untuk review dan evaluasi alias introspeksi diri, apakah manusia lamaku masih hidup atau sudah mati (mengikuti teladan jejak Yesus di Jumat Agung); apakah aku sudah jadi manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Ef 4:22, 24).

Ibrani 10:20.

[20] karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,.

Yakobus 1:22.

[22a] Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja;

[22b] sebab jika tidak demikian kamu menipu dirimu sendiri.

Yakobus 2:17, 22.

[17] Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

[22] Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

1 Petrus 2:21.

[21] Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

.

9.7  Sharing yang Benar

Untuk mencari dan mendapatkan kebenaran yang sejati

Apa yang kamu cari?

  • Mengerti Kitab Suci maupun mengerti kuasa Allah dengan benar. (Mat 22:29).
  • Kata Yesus: Apabila Roh Kebenaran itu datang, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran. (Yoh 16:13a).
  • Kesimpulan: Berilah dirimu dipimpin oleh Roh Kudus!

Jika kita tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah, kata Yesus: Kamu sesat! Mat 22:29.

Inilah wujud kesesatan itu:

  • Mereka sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar, sehingga mereka mendirikan kebenaran mereka sendiri. (Rm 10:2-3).
  • Mereka menafsirkan nubuat-nubuat dalam Kitab Suci menurut kehendak sendiri, dan sungguh bukan atas dorongan Roh Kudus. (2 Ptr 1:20-21).

Kesimpulan:

  • Mereka adalah orang-orang yang terkutuk! (Yer 17:5; 2 Ptr 2:14b-15).

Referensi

Yeremia 17:5.

[5] Beginilah firman Tuhan: Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!

Matius 7:21-23.

[21] Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga.

[22] Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

[23] Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!

Matius 9:9.

[9a] Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: Ikutlah Aku.

[9b] Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.

Matius 12:28.

[28] Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.

  • Eksekutor dari pada ‘kuasa Allah’ adalah Roh Allah, ialah Roh Kudus. (Luk 11:20).

Matius 15:24.

[24] Jawab Yesus: Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

  • Siapakah domba-domba yang hilang itu? Mereka adalah umat Israel alias umat Kristiani di seluruh muka bumi, yaitu orang-orang terpanggil yang masih sesat di jalan!

  • Mengapa mereka sesat? Karena mereka tidak mengerti akan dua hal pokok dari iman kepercayaan mereka yakni pertama: tidak mengerti Kitab Suci dan kedua: tidak mengerti kuasa Allah (Mat 22:29).

  • Tidak mengerti Kitab Suci alias paradigma asli firman Allah namun memiliki intellectual power bahkan dengan kualitas summa cum laude alias akal sehat insani alias logika, sehingga dengan mengandalkan kekuatan demikian itu (Yer 17:5) mereka meninggikan dirinya dan mau menyatakan diri sebagai Allah (2 Tes 2:4) dengan cara mendirikan kebenarannya sendiri (Rm 10:2-3) alias menafsirkan perintah firman Allah menurut kehendak hatinya sendiri (2 Ptr 1:20) padahal sudah diperingatkan bahwa kita hanya bisa mengerti firman Allah atas dorongan Roh Kudus (2 Ptr 1:21) sebab hanya Roh Kudus yang dapat memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran firman Allah bahkan memberitakan akan hal-hal yang akan datang (Yoh 16:13).

  • Tidak mengerti kuasa Allah, yakni apa, siapa dan bagaimanakah kuasa Allah itu? Padahal justru Kerajaan Allah itu bukan terdiri dari perkataan tetapi dari kuasa (1 Kor 4:20). Oleh sebab itulah kata Yesus: ‘Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu’ (Luk 11:20).

  • Hati-hatilah dan berjaga-jagalah, jangan sampai kita malah diusir oleh Yesus, kata-Nya: Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan! Padahal kita selalu berseru kepada Yesus: Tuhan, Tuhan, kita bernubuat demi nama Yesus, mengusir se-tan demi nama Yesus, mengadakan banyak mujizat demi nama Yesus. (Mat 7:21-23).

  • Itu semua terjadi karena dorongan legitimasi status supaya dihormati sebagai orang Kristen, sebagai pejabat gereja, sebagai sarjana teologia, sebagai pengajar, sebagai penginjil, sebagai evangelis yang dapat berdoa dengan roh, mengusir setan dan menyembuhkan berbagai penyakit dan kelemahan, sebagai gembala sidang, sebagai pemimpin lembaga gerejawi tingkat local, regional, nasional, dan internasional, dan seterusnya.

Matius 22:29.

[29] Yesus menjawab mereka: Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.

  • Kata Yesus: Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel (Mat 15:24). Kategori domba yang hilang karena sesat itu, adalah mereka yang sudah menjadi orang terpanggil, namun ‘tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah’. Ukuran ‘telah mengerti’ itu adalah apakah kita sudah jadi pelaku firman yang benar, yang melakukan perbuatan-perbuatan iman dengan benar, yakni segala kehendak Allah. Kita hanya bisa membedakan manakah kehendak Allah itu, jika kita sudah me-lakukan pembaharuan budi (Rm 12:2b-c); dan teknik pembaharuan budi, yakni transformasi dari manusia lama menjadi manusia baru, adalah Jalan Salib! Sudahkah? Jika belum, kata Yesus: Ikutlah Aku, sekarang juga! (Mat 9:9).

Yohanes 16:13.

[13a] Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;

Roma 10:2-3.

[2] Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.

[3] Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.

Roma 12:2.

[2b] tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,

[2c] sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

1 Korintus 4:20.

[20] Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan tetapi dari kuasa.

2 Petrus 1:20-21.

[20] Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,

[21a] sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia,

2 Petrus 2:14-15.

[14b] Mereka adalah orang-orang yang terkutuk!

[15] Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-per-buatan yang jahat.

.

9.8  Dasar dari Seluruh Pengertian Alkitab

Kata Roh Kudus: (Rm 11:36).

  • Segala sesuatu adalah dari Allah, dan oleh Allah, dan kepada Allah.
  • Bagi Allahlah kemuliaan sampai selama-lamanya.

Referensi

Roma 11:36.

[36] Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

.

9.8.1    Kedaulatan Allah adalah absolut dan mutlak!

Kata Roh Kudus: (Rm 11:33-35).

  • Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan?
  • Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?

Referensi

Roma 11:33-35.

[33] O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!

[34] Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?

[35] Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?

.

9.8.2  Operasionalnya: Rancangan Allah dan Jalan Allah (the Plan & the Way).

Inipun absolut dan mutlak! Rahasia Allah!

Yesaya 55:8-9, 11.

[8] Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan.

[9] Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

[11] demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

  • Akal pikiran manusia maximal hanya mampu berfungsi untuk menerima pengertian-pengertian tentang rahasia rancangan kehendak Allah, jika ia telah dikaruniai (Mat 13:11) dan karena itu diberitahu oleh Roh Kudus (Yoh 16:13b).

  • Jika insan sudah diberitahu oleh Roh Kudus, maka langkah kedua adalah ia boleh gunakan alat bantu utama yang diberi Tuhan, ialah ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk melaksanakan perintah Roh Kudus itu.

  • Hanya Iblis yang katakan bahwa akal pikiran insan pasti mampu mengerti Kitab Suci dan kuasa Allah, tanpa dikaruniai dan tanpa Roh Kudus.

Referensi

Matius 13:10-11.

[10] Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?

[11] Jawab Yesus: Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.

Yohanes 12:49.

[49] Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.

Yohanes 16:13. (lih juga Yoh 12:49).

[13b] sebab Ia (Roh Kudus) tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya.

.

9.9  Solusi yang Tepat dan Benar

  • Yang paling strategis adalah merubah diri kita (Jawa Hindu: tiwikrama) dari manusia lama menjadi manusia baru (Ef 4:22-24), yakni pelaku firman yang andal! (Yak 1:22; 2:22).

Operasionalnya:

  • Kata Roh Kudus: Tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri
  • dan bukan melihat keadaan orang lain.
  • Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri (Gal 6:4-5).

Kesimpulan:

  • Pembalasan dan penghakiman, adalah hak mutlak Allah!

Referensi

Galatia 6:4-5.

[4] Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri, maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.

[5] Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.

  • Inilah inti pokok paling strategis dari posisi kita terhadap Allah dan manusia, yakni bahwa urusan iman dan urusan keselamatan jiwa tiap-tiap orang percaya adalah urusan antara Allah dan hamba-Nya, dan karena itu menjadi tanggungjawab kita sendiri pada masing-masingnya.

  • Tugas para pemimpin umat adalah ‘berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya’ (Ibr 13:17a). Artinya sebagai manusia baru (Ef 4:23-24), yang disebut orang benar, maka mereka wajib menjadi pembimbing rohani bagi warga gereja supaya tetap berjalan ‘in the right track’ di Jalan Salib untuk mencapai tujuan imanmu yang sempurna yaitu keselamatan jiwamu (1 Ptr 1:9). Dan itulah syarat tunggal yang wajib dipenuhi supaya kita layak hidup beriman dalam Kerajaan Allah di bumi sepanjang waktu sisa umur yang dikenan-Nya.

  • Itulah pula sebabnya kata Yesus: ‘Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu’. (Mat 19:30).

Efesus 4:22-24.

[22] yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupanmu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,

[23] supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,

[24] dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Ibrani 13:17.

[17a] Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggungjawab atasnya.

Yakobus 1:22.

[22a] Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja;

[22b] sebab jika tidak demikian kamu menipu dirimu sendiri.

Yakobus 2:22.

[22] Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

1 Petrus 1:9.

[9] karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.

.

9.9.1    Jadilah Pelaku Firman dengan Iman Sempurna

Yakobus 2:17, 22.

[17] Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

  • Iblis ingin iman kita mati, dengan mendorong kita untuk mendirikan kebenaran yang berasal dari diri kita sendiri! Rm 10:2-3; 2 Ptr 1:20. dan untuk hormat dan kemuliaan diri sendiri pula (Yoh 7:18a).

[22] Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

  • Seluruh proses kerjasama iman dengan perbuatan-perbuatan kita itu hanya terjadi di Jalan Salib saja, oleh sebab itu di ujung Jalan Salib iman kita menjadi sempurna.

Referensi

Yohanes 7:18.

[18a] Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri,.

Roma 10:2-3.

[2] Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.

[3] Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.

2 Petrus 1:20-21.

[20] Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,

[21a] sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia,

.

9.9.2    Jangan Cari Hormat bagi Diri Sendiri

Yohanes 7:18.

[18a] Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri,

[18b] tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya.

  • Artinya: awasilah dirimu dan ajaranmu, supaya baik kamu maupun pendengarmu itu selamat! 1 Tim 4:16.

.

9.9.3  Awasilah Dirimu dan Awasi Ajaranmu

1 Timotius 4:16.

[16a] Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu.

[16b] Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

  • Artinya: bertekunlah dalam mencari hormat bagi Dia yang mengutusmu, agar engkau benar dihadapan Allah dan manusia!

.

9.9.4    Jangan Tambahi atau Kurangi Substansi Firman Allah

Ulangan 4:2. (lih juga Ul 12:32; Why 22:18-19).

[2] Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.

Ulangan 12:32.

[32] Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.

  • Maka kenalilah kehendak Allah (Mat 5:37a), sebab selain itu adalah Iblis! (ayat 37b).

Matius 5:37.

[37a] Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak.

[37b] Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Wahyu 22:18-19.

[18] Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.

[19] Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.

  • Kesimpulan: Tambah atau kurang itu saja sama sekali tidak boleh, apalagi menafsir menurut kehendak kita sendiri (bukan dari Roh Kudus).